a. Konsep Manajemen
Istilah pengelolaan merupakan
pengertian dari istilah Management (Inggris). Isitlah ini berasal dari
bahasa Latin, Perancis dan Italia. Istilah itu sebagai berikut: manus, mano,
manage/menege, maneggiare. Maneggiare berarti melatih kuda agar kaki kuda
dapat melangkah dan menari seperti dikehendaki pelatihnya.
Oliver Sheldon dalam “Encyclopedia
of the social Sciences” memberi batasan sebagai berikut: “Management may
be defined as the process by which the execution of a given purpose is put into
operation and supervised”. (Edwin R.A. Seligman, Encyclopedia of the Social
Sciences, 1957:76).
Dari beberapa uraian di atas, maka
yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses mengupayakan sesuatu hal
agar menjadi lebih efektif dan efisien melalui serangkaian pengelolaan yang
memfasilitasi kerja/kinerja demi tercapainya suatu tujuan.
b. Fungsi Manajemen
Proses pengelolaan berdasarkan
kepada tiga macam fungsi manajemen, atau ada orang yang menyebutkan pula bahwa
fungsi-fungsi manajemen antara lain:
1)
Perencanaan
(planning);
2)
Pelaksanaan
(execution); dan
3)
Penilaian (evaluation).
(JF. Tahalele dan Soekarto Indrafachrudin,
Kepemimpinan Pendidikan, 1975:36)
Sementara itu, Prayitno (2009) dalam
pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, yaitu perencanaan
(planning-P), pengorganisasian (organizing-O),
pelaksanaan (actuating-A), dan pengontrolan
(controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja mendasarkan
pelaksanaannya pada kinerja konselor berkenaan dengan POAC penyelenggaraan
pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya.
Arah POAC adalah :
1.
P: Bagaimana
konselor membuat perencanaan layanan dan kegiatan pendukung, mulai dari
membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian
(berupa SATLAN dan SATKUNG).
2.
O: Bagaimana
konselor mengorganisasikan berbagai unsur dan sarana yang akan
dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur personal
(seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru, siswa, orang tua), sarana
fisik dan lingkungan (seperti ruangan dan mobiler, alat bantu seperti komputer,
film, dan objek-objek yang dikunjungi), urusan administrasi, dana, dan lain lain.
3.
A: Bagaimana
konselor mewujudkan dalam praktik jenis-jenis layanan dan/atau kegiatan
pendukung melalui SPO masing-masing kegiatan yang telah direncanakan dan
diorganisasikan.
4.
C: Bagaimana
konselor mengontrol praktik pelayanannya dalam bentuk penilaian hasil
dan proses kegiatan serta mempertanggungjawabkannya kepada stakeholders.
Kegiatan ini melibatkan peran pengawasan dan pembinaan baik dari pihak interen
maupun eksteren satuan pendidikan, serta organisasi profesi.
Kinerja konselor ditujukan kepada
seluruh sasaran pelayanan siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya. Volume
kerja konselor secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga
satuan pendidikan.
c. Syarat Manajemen
Ada dua unsur manajemen dalam
kegiatan penyelenggaraan sekolah, yaitu:
1. “Human element” (unsur-unsur
manusia): anak-anak, orang tua, para guru dan para pegawai dan pekerja lain,
kepala inspeksi pendidikan/pengajaran, pekerjaan pengawasan-pengawasan
pendidikan, kepala perwakilan pendidikan dan kebudayaan, dan sebagainya juga para
individu lain dalam masyarakat.
2. “Material element”
(unsur-unsur kebendaan)
·
Uang,
gedung, tanah, perlengkapan, dan alat-alat pelajaran;
· Ide-ide,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, peraturan-peraturan, keinginan-keinginan
masyarakat, kebutuhan-kebutuhannya dan sebagainya.
d. Organisasi dan Personalia
Menurut Edgar Schein (1973) dalam
Suryadi (2010), organisasi adalah koordinasi yang rasional dari aktivitas
sejumlah orang dalam mencapai sejumlah tujuan yang jelas melalui pembagian
kerja dan fungsi dan melalui hirarki kekuasaan dan tanggung jawab.
Personalia yaitu person/orang-orang
yang bekerja dalam suatu organisasi dan/atau kelembagaan tertentu dan memiliki
tugas dan tanggung jawab tertentu.
e. Program
Program adalah seperangkat rangkaian
kegiatan yang tercatat secara sistematis yang menggambarkan hal-hal yang perlu
dilakukan dalam periode tertentu.
f. Fasilitas
Fasilitas yaitu unsur
pendukung/penunjang kegiatan organisasi yang meliputi sarana dan prasarana yang
berfungsi segala sesuatu yg dapat melancarkan tugas dan memberi kemudahan dalam
bekerja.
g. Akuntabilitas Program
J.B. Ghartey menyatakan bahwa
akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan
dengan stewardship yaitu apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan
bagaimana suatu pertanggungjawaban harus dilaksanakan. Sementara itu Ledvina V.
Carino mengatakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu evolusi kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh seorang petugas yang berada pada jalur otoritasnya.
Setiap orang harus benar-benar menyadari bahwa setiap tindakannya bukan hanya
akan memberi pengaruh pada dirinya sendiri saja. Akan tetapi, ia harus
menyadari bahwa tindakannya juga akan membawa dampak yang tidak kecil pada
orang lain. (Depdiknas, P4BPKP, 2007).
h. Kepengawasan
Istilah supervisi atau pengawasan
dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan dengan supervisi pengawasan
profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kegiatan,
contoh jika pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah, maka pengawasan dilakukan
untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran terhadap siswa,
namun jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan, maka kepala
sekolah dalam konteks kelembagaan jelas menjadi tujuan utama dalam meningkatkan
mutu pendidikan secara menyeluruh.
Kepengawasan diartikan sebagai
kegiatan pengawas dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan guru serta tenaga
pendidikan lainnya dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu (Prayitno, 2001).
i. Pengembangan
Kegiatan manajemen merupakan
berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan (a) pengembangan program, (b)
pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya, dan (d) pengembangan penataan
kebijakan. Secara operasional pengembangan program disusun secara sistematis
sebagai berikut :
1.
Rasional
berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas landasan konseptual,
hukum maupun empirik
2.
Visi dan
misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan BK yang mendukung visi , misi
dan tujuan sekolah
3.
Kebutuhan
layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan isntitusi terhadap
layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrumen yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4.
Tujuan,
berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan
perkembangan
5.
Komponen
program: a. Layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa
pertingkatan kelas, b.Layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhkan
untuk membantu para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus, c. Layanan
perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa memiliki
kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan, d. Dukungan sistem,
kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik internal
sekolah maupun eksternal, e. Rencana operasional kegiatan
6.
Pengembagan
tema atau topik (silabus layanan)
7.
Pengembangan
satuan layanan bimbingan
8.
Evaluasi
9.
Anggaran
j. Permasalahan dan Solusi
- Adapun permasalahan yang berkembang seputar konsep manajemen yaitu, (1) pengelolaan / manajemen dalam sekolah belum banyak menghasilkan nilai tambah tersendiri bagi sekolah (2) manajemen hanya dipahami oleh segelintir orang saja di dalam sekolah, dan (3) pola manajemen di sekolah masih bersifat pragmatis-praktis.
- Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka solusi yang dianggap dapat membantu penyelesaian permasalahan manajemen tersebut, (1) mekanisme manajemen sepatutnya mengikuti standar baku pola manajemen yang telah ada dan disesuaikan dengan tujuan suatu lembaga/organisasi, (2) memberikan pelatihan melakukan pengelolaan / manajemen kepada personil sekolah, dan (3) memberikan alur atau pola manajemen yang sesuai dan tepat sasaran di sekolah guna memberikan nilai tambah tersendiri.
Daftar
Rujukan
Edwin R.A. Seligman. 1957. Encyclopedia of the
Social Sciences. USA : Prentice-Hall.
Tahalele, J.F. dan Soekarto Indrafachrudi, (1975), Kepemimpinan
Pendidikan, Malang: Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran P3T, IKIP Malang.
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suryadi. 2010. Pengembangan Materi Perkuliahan:
Pengelolaan Pendidikan. Jurusan AP UPI: Bandung.
Sumber: http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=368&Itemid=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar